
CILEGON, PUSATBERITA – Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian terhadap sejumlah pengemudi ojek online di Jakarta.
Ketua Umum IMC, Ahmad Maki, menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kekerasan aparat yang mencederai prinsip keadilan sekaligus penyalahgunaan wewenang.
“Aparat yang seharusnya hadir sebagai pengayom dan pelindung masyarakat justru memperlihatkan wajah kekerasan yang menambah luka sosial,” kata Ahmad Maki dalam keterangan tertulis, Jumat (29/8/25).
Menurutnya, pengemudi ojek online merupakan bagian dari masyarakat yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya. Sikap represif aparat dinilai menunjukkan ketidakpekaan terhadap kondisi sosial ekonomi rakyat kecil.
“Segala bentuk kekerasan aparat tidak bisa ditolerir, sebab bertentangan dengan semangat demokrasi, hak asasi manusia, dan amanat reformasi,” ujar Ahmad Maki.
IMC, lanjut Ahmad Maki, menyampaikan tiga tuntutan kepada institusi kepolisian. Pertama, mendesak Kapolri menindak tegas oknum polisi yang terlibat tindakan represif.
Kedua, menuntut adanya evaluasi internal agar aparat lebih humanis dalam menjalankan tugas. Ketiga, mengingatkan seluruh aparat penegak hukum untuk menjunjung tinggi nilai demokrasi, hak asasi manusia, serta amanat reformasi.
“Kami mahasiswa berdiri bersama rakyat menolak segala bentuk kekerasan dan intimidasi aparat,” tegas Ahmad.