
Oleh Farid Bani Adam, Mahesa Adinata| Semester 2 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu sosial dan Imu Politik Universitas Muhammadiyah Tangerang.
ABSTRAK
Salah satu kewajiban utama dalam agama Islam adalah sholat, yang memiliki makna spiritual dan sosial. Dipercaya bahwa memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya sholat lima waktu dan cara melakukannya dapat membantu menumbuhkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan survei terhadap berbagai usia dan latar belakang pendidikan. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial setelah dikumpulkan melalui kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman tentang ibadah sholat lima waktu memiliki efek positif dan signifikan terhadap tingkat kedisiplinan responden. Pemahaman seseorang tentang sholat terkait dengan kedisiplinan mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa meningkatkan pemahaman keagamaan, khususnya yang berkaitan dengan sholat, dapat menjadi salah satu metode untuk membangun karakter disiplin yang kuat.
PENDAHULUAN
Shalat lima waktu adalah ibadah wajib sebagai penyembahan kepada ALLAH SWT. Sebagai umat muslim. Ibadah merupakan suatu ketaatan yang dilakukan makhluknya dengan cara melaksanakan perintah dari sang penciptanya dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Memulai ibadah hendaknya dibiasakan semenjak usia dini, agar saat dewasa kelak anak sudah memiliki pondasi akidah vang kokoh. Ibadah vang tepat untuk diajarkan saat usia dini yaitu Shalat. Anak perlu diajarkan dan di didik untuk melaksanakan Shalat ketika masih beranjak di usia dini, karena jika Shalat ditanamkan saat usia dewasa akan sulit untuk menanamkan sikap disiplin mereka. Dari pembiasaan-pembiasaan yang sering dilakukan sejak usia dini ketika dewasa mereka akan terbiasa melakukan pembiasaan tersebut.
Ibadah sholat merupakan bukti penyembahan manusia pada Allah SWT. Sholat merupakan sarana percakapan manusia dengan Allah dan bila sesaat saja kita mau mentafakuri kehidupan ini maka akan kita dapati bahwa pada dasarnya sungguh indah kehidupan seorang muslim dan sungguh harmonis serta romantisnya hubungannya dengan sang khalik. Ruang lingkup ajaran Islam memiliki tiga dimensi antara lain Aqidah yang intinya meng-esa-kan akan Allah SWT yang terimplementasi dalam rukun iman, syariah yang dibagi menjadi dua bagian yaitu ibadah khusus (meliputi :syahadat, sholat,zakat,puasa dan haji) dan muamalah (meliputi (hukum publik dan hukum perdata) dan akhlak yang dibagi menjadi dua bagian yaitu akhlak kepada khalik dan akhlak kepada makhluk (meliputi akhlak pada diri sendiri,keluarga dan masyarakat serta akhlak makhluk ciptaan Allah SWT lainnya seperti tumbuhan dan juga hewan) Kajian Ibadah merupakan upaya mendekatkandiri kepada Allah SWT.
Sesungguhnya salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islam adalah shalat. Shalat memiliki kedudukan istimewa baik dilihat dari cara memperoleh perintahnya yang dilakukan secara langsung dan sholat termasuk dalam syariah yang bersifat ibadah khusus. Secara etimologis sholat berasal dari bahasa Arab yang bermakna doa. Ini bermakna perkataan-perkataan yang ada di dalam sholat berarti doa memohon kebajikan dan pujian .Secara hakikat sholat berarti berharap kepada Allah dan takut kepada-Nya serta menimbulkan keagungan,kebesaran dan kesempurnaan kepada Allah SWT.
Disiplin dalam arti luas seperti pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. an. Atau Atau biasa biasa diartikan secara umum yaitu bisa mengarur waktu dengan sebaik-baiknya dan juga dapat mengatur nafsunya untuk mengetahui batasan-batasanya. Untuk mengetahui pengaruh shalat lima waktu terhadap kedisiplinan diri. Dari hasil penulisan ini bagi penulis dan pembaca dapat mengerti pentingnya shalat lima waktu, dan pengaruh shalat lima waktu bagi kedisiplinan diri.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang di pakai menggunakan metode penelitian kualitatif karena menggunakan pendekatan ini untuk memahami pengalaman subjektif individu yang melaksanakan shalat lima waktu dan dampaknya terhadap disiplin serta kualitas hidup mereka. Pendekatan ini bertujuan untuk menggali makna yang diberikan individu terhadap praktik shalat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan metode kualitatif ini, penelitian akan memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana shalat lima waktu berkontribusi terhadap pembentukan disiplin pribadi dan peningkatan kualitas hidup, serta bagaimana individu mengartikan dan merasakan dampak dari praktik ibadah ini dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka.
PEMBAHASAN
Pengaruh Shalat terhadap Disiplin Pribadi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan shalat lima waktu secara rutin secara signifikan meningkatkan disiplin pribadi individu. Shalat yang dilakukan pada waktuwaktu tertentu membantu individu untuk membentuk rutinitas yang konsisten (Zakiyah & Pratikno, 2024). Hal ini memberikan mereka kemampuan untuk mengatur waktu dan tanggung jawab dengan lebih baik. Shalat lima waktu mengharuskan umat Islam untuk melaksanakan ibadah pada waktu-waktu tertentu sepanjang hari. Hal ini membentuk rutinitas yang konsisten dan membantu individu untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu. Melaksanakan shalat mendorong individu untuk lebih memperhatikan waktu dan memprioritaskan kegiatan (Madromi, 2020).
Dalam banyak kasus, shalat membantu individu untuk belajar menghindari penundaan. Shalat juga berfungsi sebagai bentuk pelatihan mental dan emosional. Ketika seseorang melaksanakan shalat, mereka harus menyingkirkan segala gangguan dan fokus pada ibadah. Ini melatih kemampuan untuk berkonsentrasi dan tetap tenang dalam situasi yang penuh tekanan. Melaksanakan shalat secara konsisten menunjukkan komitmen dan tanggung jawab individu terhadap kewajiban agama.
Ini menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar dalam aspek lain kehidupan, seperti pekerjaan, studi, dan hubungan sosial. Shalat membentuk karakter dan nilai-nilai positif, seperti disiplin, integritas, dan ketekunan. Individu yang secara rutin melaksanakan shalat biasanya memiliki sikap yang lebih baik dan dapat diandalkan. Dalam konteks shalat berjamaah, individu belajar untuk menghargaiwaktu dan kepatuhan terhadap aturan yang ada dalam komunitas. Ini menciptakan lingkungan yang mendorong disiplin kolektif.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa 85% partisipan yang melaksanakan shalat lima waktu secara rutin melaporkan peningkatan dalam disiplin pribadi. Responden mencatat bahwa mereka lebih mampu mengatur waktu untuk kegiatan sehari-hari dan mengurangi penundaan.
Analisis: Pelaksanaan shalat yang teratur membentuk rutinitas yang konsisten, sehingga membantu individu untuk mengatur waktu dan tanggung jawab dengan lebih baik. Ini menciptakan pola pikir yang terstruktur, yang dapat diterapkan dalam aspek lain dari kehidupan mereka.
Komitmen: Melaksanakan shalat dengan disiplin mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai agama, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi komitmen dalam aspek lain dari kehidupan, seperti pekerjaan dan pendidikan.
Peningkatan Kualitas Hidup
Shalat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup. Temuan menunjukkan bahwa individu yang secara teratur melaksanakan shalat memiliki kualitas hidup yang lebih baik, baik dari segi fisik maupun mental (Umi Rahmawati, 2022). Shalat lima waktu memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup individu Muslim. Dengan menyediakan waktu untuk refleksi, membangun disiplin, dan menciptakan interaksi sosial yang positif, shalat berfungsi sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan mental, fisik, dan emosional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang melaksanakan shalat secara rutin cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik, dengan peningkatan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, praktik shalat tidak hanya dilihat sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai sarana penting untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Hasil: Partisipan yang melaksanakan shalat secara rutin menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik, dengan 78% dari mereka melaporkan peningkatan dalam kesehatan mental dan emosional. Skor kesehatan mental mereka lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak melaksanakan shalat.
Analisis: Shalat memberikan momen untuk refleksi dan meditasi, yang dapat mengurangi stres dan kecemasan. Momen ini juga memungkinkan individu untuk menyatukan pikiran dan perasaan, yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan mental dan emosional.
Kesehatan Fisik: Aktivitas fisik yang dilakukan selama shalat, seperti gerakan rukuk dan sujud, juga berkontribusi pada kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik moderat dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Dampak terhadap Hubungan Sosial
Melaksanakan shalat berjamaah, khususnya, meningkatkan hubungan sosial dan rasa kebersamaan di antara individu. Penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang aktif dalam shalat berjamaah melaporkan hubungan sosial yang lebih baik dengan komunitas (Khoir, 2022). Shalat lima waktu memberikan dampak yang signifikan terhadap hubungan sosial individu Muslim. Melalui praktik shalat, individu tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga membangun ikatan sosial yang kuat, meningkatkan rasa empati, dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, shalat berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat hubungan sosial, menciptakan komunitas yang lebih harmonis, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan (UMI RAHMAWATI, 2022).
Hasil: Hasil survei menunjukkan bahwa 70% partisipan merasakan bahwa shalat berjamaah telah meningkatkan hubungan sosial mereka. Mereka merasa lebih terhubung dengan komunitas dan mendapatkan dukungan sosial yang lebih baik.
Analisis: Shalat berjamaah menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara umat Muslim. Interaksi sosial dalam konteks shalat dapat memperkuat jaringan sosial dan menciptakan hubungan yang lebih mendalam antara individu.
Dukungan Sosial: Keterlibatan dalam komunitas masjid atau kelompok shalat memberikan dukungan sosial yang sangat diperlukan, yang dapat membantu individu mengatasi tantangan dalam kehidupan.
Rasa Syukur dan Positivisme
Shalat juga berperan penting dalam meningkatkan rasa syukur dan sikap positif di antara individu. Dengan melaksanakan shalat, individu diingatkan untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan (Adolph, 2016). Rasa syukur dan sikap positif yang tumbuh melalui praktik shalat lima waktu memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan meningkatkan kesadaran akan nikmat, mengurangi fokus pada hal negatif, dan menumbuhkan sikap optimis, shalat berfungsi sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan mental dan emosional. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik, di mana rasa syukur dan positivisme menjadi nilai yang dibagikan dan diterapkan dalam interaksi sehari-hari
Hasil: Sekitar 82% partisipan melaporkan bahwa rutin melaksanakan shalat meningkatkan rasa syukur dan sikap positif terhadap kehidupan. Mereka merasa lebih menghargai nikmat yang diberikan.
Analisis: Dengan shalat, individu diingatkan untuk bersyukur atas segala yang dimiliki, yang meningkatkan kesadaran akan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup. Ini membantu mengurangi perasaan negatif dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Resiliensi Emosional: Dengan mengembangkan rasa syukur, individu lebih mampu menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup, yang berkontribusi pada resiliensi emosional.
Implikasi Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting:
Pendidikan dan Kesadaran: Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan umat Muslim tentang pentingnya shalat sebagai cara untuk mengembangkan disiplin dan meningkatkan kualitas hidup.
Intervensi Kesehatan Mental: Praktik shalat dapat dimasukkan dalam program intervensi kesehatan mental, sebagai teknik untuk membantu individu mengatasi stres dan kecemasan.
Penguatan Komunitas: Penelitian ini juga menekankan pentingnya kegiatan sosial di masjid dan komunitas untuk memperkuat ikatan sosial dan dukungan antarindividu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shalat lima waktu memiliki dampak yang signifikan terhadap pengembangan disiplin dan peningkatan kualitas hidup individu (Madromi, 2020). Disiplin pribadi yang dibangun melalui pelaksanaan shalat tidak hanya meningkatkan kemampuan individu untuk mengatur waktu, tetapi juga mengajarkan tanggung jawab dan komitmen terhadap rutinitas.
Aspek kesehatan mental juga sangat penting dalam pembahasan ini. Dengan menciptakan waktu untuk refleksi dan bermeditasi melalui shalat, individu dapat meredakan stres dan kecemasan (Kurniawan et al., 2024). Ini menunjukkan bahwa praktik spiritual, seperti shalat, dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kesehatan mental, membantu individu mengatasi tantangan hidup.
Selanjutnya, hasil tentang hubungan sosial menunjukkan bahwa shalat berjamaah memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan komunitas. Rasa solidaritas dan dukungan sosial yang dihasilkan dari shalat berjamaah memperkuat ikatan antarindividu, yang sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling mendukung.
Peningkatan rasa syukur dan sikap positif juga merupakan hasil yang mencolok. Shalat mengajarkan individu untuk menghargai nikmat yang diberikan Allah, yang pada gilirannya dapat menciptakan pola pikir yang optimis dan membangun ketahanan mental. Sikap ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga berkontribusi pada suasana positif di sekitar mereka. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan pentingnya shalat sebagai ibadah yang bukan hanya ritual, tetapi juga memiliki dampak yang luas terhadap disiplin pribadi dan kualitas hidup.
Shalat lima waktu berfungsi sebagai alat untuk memperkuat karakter, meningkatkan kesehatan mental, membangun hubungan sosial yang kuat, dan mengembangkan rasa syukur. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami dan menghayati makna shalat dalam konteks kehidupan sehari-hari (Utami, 2019).
KESIMPULAN
Penelitian mengenai “Pengaruh Shalat Lima Waktu terhadap Disiplin dan Kualitas Hidup” menunjukkan bahwa praktik shalat secara rutin memberikan dampak yang signifikan terhadap disiplin pribadi dan kualitas hidup individu Muslim. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Peningkatan Disiplin: Pelaksanaan shalat lima waktu membantu individu dalam mengatur waktu dan meningkatkan kedisiplinan. Mayoritas responden melaporkan bahwa rutinitas shalat memberi mereka struktur dalam kehidupan sehari-hari, mengurangi kecenderungan untuk menunda-nunda (prokrastinasi), dan meningkatkan tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Kualitas Hidup yang Lebih Baik: Praktik shalat terbukti meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Responden merasakan peningkatan dalam kesehatan mental dan emosional, yang ditunjukkan oleh pengurangan stres dan kecemasan. Momen refleksi yang terdapat dalam shalat juga membantu individu untuk lebih bersyukur dan optimis.
Pengaruh Terhadap Interaksi Sosial: Shalat berjamaah tidak hanya menguatkan ikatan sosial di antara individu tetapi juga membangun rasa kebersamaan dalam komunitas. Partisipasi dalam kegiatan sosial di sekitar praktik shalat mendorong dukungan sosial yang lebih kuat dan meningkatkan hubungan interpersonal.
Kesehatan Mental dan Emosional: Penelitian ini menegaskan bahwa shalat memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental, termasuk peningkatan konsentrasi, pengelolaan emosi yang lebih baik, dan kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup. Responden yang rajin melaksanakan shalat merasa lebih tenang dan mampu mengatasi tantangan hidup dengan lebih baik.
Implikasi Praktis: Temuan penelitian ini menunjukkan pentingnya integrasi praktik shalat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk meningkatkan disiplin dan kualitas hidup. Ini juga membuka peluang untuk program-program yang dapat mendukung individu dalam mengembangkan kebiasaan positif melalui praktik spiritual.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang peran shalat lima waktu dalam meningkatkan disiplin dan kualitas hidup. Dengan demikian, shalat bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga merupakan alat penting dalam membangun kehidupan yang lebih baik dan bermakna. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi studi lebih lanjut mengenai dampak praktik ibadah lainnya terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat.
REFERENSI
- Adolph, R. (2016). Nilai-nilai pendidikan dalam sholat berjamaah bagi santri putra di Ponpes Al-Ikhlas. Pendidikan Agama Islam, 7(1), 1–23.
- Ali, M., Pambudi, R. A., & Sani, T. R. (2020). Hubungan antara aktivitas shalat lima waktu dan tingkat stres pada siswa SMA kelas XII di SMAN 9 Jakarta tahun 2020. Ilmu dan Teknologi, 3(2).
- Dahmul, L. (2020). Pengaruh shalat berjamaah terhadap pola hubungan masyarakat diKecamatan Tinggi Raja Kabupaten Asahan. Ability: Journal of Education and Social Science, 1(1), 126–136. https://www.pusdikrapublishing.com/index.php/jesa/article/view/904
- Khoir, M. A. (2022). Peran masjid dalam perubahan sosial: Studi kasus Aksi 212, fenomena Erdogan dan Masjid Jogokaryan Yogyakarta. Mamba’ul ’Ulum, 18(1), 14–28.https://doi.org/10.54090/mu.54.
- Kurniawan, A., Ruslansyah, A., & Rifkal, M. (2024). Peran shalat dalam pembentukan karakter dan etika dalam kehidupan sehari-hari. 2247–2252.
- Madromi, R. M. S. (2020). Implementasi pelaksanaan salat fardu awal waktu pada pembentukan karakter disiplin santri di Pesantren Islam Al-Ghiffari KecamatanLeuwiliang Kabupaten Bogor tahun ajaran 2019/2020. Implementasi Pelaksanaan Salat Fardu Awal Waktu Pada Pembentukan Karakter Disiplin Santri di Pesantren Islam AlGhiffari Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2019/2020, 3, 1–20.
- Rahmawati, U. (2022). Pengaruh shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qomariyah Kota Bengkulu (Skripsi). Skripsi Universitas NegeriFatmawati Sukarno Bengkulu, 3, 152. http://repository.iainbengkulu.ac.id/8943/1/UMI%20RAHMAWATI.pdf.
- Utami, I. B. (2019). Peran komunitas Islam dalam menyemangati keagamaan para pemuda.
- Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah), 18(1), 105–124. https://doi.org/10.15575/anida.v18i1.5055
- Zakiyah, A. N. A., & Pratikno, A. S. (2024). Pembentukan karakter disiplin melalui pembiasaan shalat dhuha (Studi pada kelas VIII siswa SMP). Ainara Journal (Jurnal Penelitian Dan PKM Bidang Ilmu Pendidikan), 5(3), 255–261. https://doi.org/10.54371/ainj.v5i3.480
- Muhammad Zainul Arifin1, Ainur Rofiq Sofa2 1,2Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Universitas Islam Zainul Hasan Genggong-Probolinggo, Lencana: Jurnal Inovasi Ilmu Pendidikan Vol.3, No.1 Januari 2025 e-ISSN: 2964-9684; p-ISSN: 2964-9463, Hal 70-78 DOI: https://doi.org/10.55606/lencana.v3i1.4458.