
Pusat Berita – Opini Lucunya tinggal di perbatasan antar kota dan kabupaten itu membuat kita dilematis jika mengenalkan diri kita ke orang-orang. Bertempat di kabupaten Serang, kecamatan Kramatwatu, saat kuliah kadang pulang-pergi dari kampus, kadang juga menginap di kosan. Kadang yang bikin ngeselin saat mau pulang ke rumah, teman pun pada bertanya “pulang kemana?” “ke Serdang” “oh ke Cilegon yah” “yaa beda dong Serdang sama Cilegon” kadang sudah di jelaskan pun masih saja tidak mengerti.
Tapi isu yang berkembang khususnya di serang raya akan ada pemekaran wilayah kabupaten serang, wajar saja satu kabupaten ada 29 kecamatan dan 326 desa, bahkan kecamatan saya pun di kramatwatu menaungi 15 desa, dan ini adalah paling terbanyak diantara desa lain di kecamatan serang lainnya.
Wajar saja berkembang nya isu ada pemekaran kabupaten serang barat karena memang carut marut dan tumpang tindih antar penempatan dan wilayah administrasi kota serang dan kabupaten serang. Bagi saya ini walaupun ini masuk nya politisasi, namun ada baiknya juga di mekarkan, karena isu ini sudah lama mencuat sejak 2018 namun sampai sekarang masih belum terealisasi.
Dan sebenarnya juga perbatasan Serdang dan PCI itu adalah daerah yang sangat strategis, pertama dekat dengan jalan tol, ke arah Anyer lewat lingkar selatan dan juga pusat perbelanjaan. Namun sekali lagi Cilegon adalah kota lurus, sedangkan serang adalah raya yang penuh lika liku.
Dan wajar saja ketika kita memasuki jalan lingkar selatan pun itu ada yang masuk ke Cilegon dan serang, dan yang masuk kawasan serang adalah sekitaran lampu merah pci yang masuk ke arah lingkar, dan itu masih desa serdang masuk nya, lurus lagi ke arah Alfamart itu sudah masuk harjatani, kabupaten serang.
—wajar juga jika kejadian yang viral kemarin terkait sampah yang ada di sepanjang jalan lingkar, masuk kampung Cigoda, itu seharusnya pihak Pemkab serang yang membersihkan, bukan Pemkot Cilegon.
Namun, pemerintah juga sudah berulang kali memasang spanduk bahkan sampai di tuliskan denda, tapi tetap saja masih banyak yang buang sampah disitu, memang warga nya saja yang kadang bandel, sudah gitu menyalahkan pemerintah, padahal sudah jelas-jelas di bersihkan, walau memang tempat pembuangan akhir sampah di serang itu masih bermasalah, tapi kita tak akan ungkit itu, karena bakal terlalu jauh.
Artikel Lain: Antara PIK dan Sutta Bagaimana Masa Depan Masyarakat Teluknaga Kosambi