
Ilustrasi Gunungan Sampah di Temoat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Bantar Gebang (Dok. Istimewa)
PUSAT-BERITA.COM | Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, isu penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi salah satu sorotan utama. Penutupan TPA yang ada di beberapa daerah di Indonesia diperkirakan akan memberikan dampak besar, tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan secara keseluruhan.
TPA merupakan fasilitas terakhir yang digunakan untuk membuang sampah yang tidak dapat didaur ulang atau diproses lebih lanjut. Sebagian besar daerah di Indonesia mengandalkan TPA untuk menampung sampah, namun banyak TPA yang sudah mencapai kapasitas maksimal. Hal ini menjadi masalah serius mengingat volume sampah yang terus meningkat setiap tahun.
Dampak Penutupan TPA bagi Masyarakat
Penutupan TPA tanpa adanya pengelolaan alternatif yang tepat dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi masyarakat. Salah satu yang paling dirasakan adalah penumpukan sampah di berbagai tempat. Tanpa tempat pembuangan yang memadai, sampah akan tersebar di sepanjang jalan, permukiman, dan area publik, menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan tidak sehat.
Selain itu, tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat memicu munculnya penyakit. Sampah yang dibiarkan menumpuk dapat menjadi sarang bakteri dan virus yang dapat menyebar ke masyarakat sekitar. Penyakit pernapasan dan infeksi kulit menjadi beberapa contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui sampah yang tidak terkelola.
Polusi Lingkungan yang Meningkat
Selain dampak kesehatan, penutupan TPA juga dapat menyebabkan polusi udara dan tanah. Sampah yang tidak dikelola dengan benar akan menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca berbahaya. Gas ini dapat mencemari udara dan berpotensi meningkatkan suhu bumi, memperburuk masalah perubahan iklim.
Lebih lanjut, sampah yang terbuang sembarangan dapat mencemari tanah dan sumber air. Plastik dan bahan kimia dalam sampah berpotensi meresap ke dalam tanah dan air tanah, yang pada gilirannya dapat merusak ekosistem lokal dan mengancam pasokan air bersih bagi masyarakat.
Penyempitan Ruang Terbuka Hijau
TPA yang sudah tidak dapat menampung lebih banyak sampah biasanya terletak di area yang dekat dengan lahan terbuka atau ruang hijau. Penutupan TPA tanpa adanya alternatif yang memadai akan mengurangi ketersediaan ruang hijau yang sangat penting bagi kualitas hidup masyarakat. Ruang hijau berfungsi sebagai paru-paru kota yang menyaring udara kotor dan memberikan ruang rekreasi bagi warga.
Kondisi ini dapat memperburuk kualitas udara dan mempersempit ruang untuk aktivitas sosial masyarakat. Selain itu, hilangnya ruang hijau akan meningkatkan risiko terjadinya banjir karena tidak adanya area yang dapat menyerap air hujan dengan baik.
Dampak Terhadap Sektor Ekonomi
Penutupan TPA juga berpotensi menghambat aktivitas ekonomi. Banyak sektor yang bergantung pada keberadaan TPA, mulai dari pengelolaannya hingga industri daur ulang sampah. Tanpa TPA yang memadai, pengelolaan sampah akan menjadi lebih mahal, dan sektor ekonomi yang terkait dengan pengelolaan sampah bisa terhenti.
Selain itu, penutupan TPA dapat mempengaruhi industri lokal yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku. Misalnya, industri daur ulang plastik dan kertas yang membutuhkan pasokan sampah yang cukup. Hal ini bisa menyebabkan kerugian bagi pelaku industri serta pengangguran bagi masyarakat yang bergantung pada sektor ini.
Jumlah Sampah yang Dihasilkan
Indonesia saat ini menghasilkan sekitar 67 juta ton sampah setiap tahun. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan tingkat urbanisasi yang semakin tinggi. Sebagian besar sampah yang dihasilkan adalah sampah rumah tangga dan sampah plastik, yang sulit didaur ulang dan membutuhkan tempat pembuangan yang memadai.
Selain itu, sampah plastik yang terus meningkat juga menjadi tantangan besar dalam pengelolaannya. Sebagian besar plastik yang dibuang tidak dapat terurai dengan cepat di alam, dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, jika tidak dikelola dengan baik.
Solusi untuk Mengatasi Dampak Penutupan TPA
Terkait dengan penutupan TPA, berbagai solusi telah diajukan untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat. Salah satunya adalah penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang lebih intensif. Masyarakat diajak untuk mengurangi penggunaan barang sekali pakai, mendaur ulang sampah, serta memanfaatkan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan.
Pengurangan sampah dari sumbernya menjadi kunci utama untuk mencegah penumpukan sampah di TPA. Dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, kebutuhan akan TPA dapat diminimalkan, sehingga masalah penutupan TPA bisa teratasi.
Teknologi Pengolahan Sampah
Selain prinsip 3R, teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan juga perlu diperkenalkan. Teknologi seperti pembakaran sampah yang menghasilkan energi, pengolahan sampah menjadi kompos, atau teknologi gasifikasi bisa menjadi solusi untuk mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA.
Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi pengolahan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Penggunaan teknologi ini tidak hanya akan mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dengan menghasilkan energi atau produk yang berguna dari sampah.
Pemrosesan Sampah di Tingkat Komunitas
Solusi lainnya adalah pengelolaan sampah di tingkat komunitas. Setiap daerah dapat membangun sistem pemrosesan sampah terpadu yang melibatkan masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah tangga. Dengan cara ini, sampah organik dapat diproses menjadi kompos, sedangkan sampah non-organik seperti plastik dan kertas dapat didaur ulang.
Pendekatan ini juga akan mengurangi ketergantungan pada TPA, sekaligus memberi peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Edukasi mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar harus terus dilakukan. Pemerintah perlu melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah, mengurangi sampah plastik, dan pentingnya daur ulang.
Dengan adanya pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan sampah, masyarakat akan lebih berkomitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka, sehingga dampak penutupan TPA bisa dikurangi secara signifikan.
Kolaborasi Antar Masyarakat, Pemerintah dan Swasta
Untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah dan penutupan TPA, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangatlah penting. Pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan, sementara sektor swasta dapat berinovasi dalam pengembangan teknologi pengolahan sampah.
Masyarakat juga perlu dilibatkan dalam proses pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Hanya dengan kerja sama yang erat antar semua pihak, masalah pengelolaan sampah dapat diatasi secara lebih efektif.
Masa Depan Pengelolaan Sampah di Indonesia
Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya pada TPA dan meminimalkan dampak negatif dari penutupan TPA. Program pengelolaan sampah yang berkelanjutan akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi seluruh masyarakat.
Dalam rangka merayakan HPSN 2025, penting bagi seluruh pihak untuk bersama-sama mencari solusi jangka panjang terhadap permasalahan pengelolaan sampah ini, demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
BAca JUGA: Musrenbang Se-Kabupaten Tangerang Perlu Prioritaskan Pengelolaan Sampah Terpadu