
Pengamat Politik Kota Tangerang, Garry Vebrian tanggapi tingkat kepuasan publik Gubenur Banten Periode 2025-2030 terendah, Minggu (1/6) 2025. | Foto: Istimewa.
TANGERANG, PUSATBERITA – Pengamat Politik Kota Tangerang, Garry Vebrian berkomentar terkait hasil survey tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari kerja versi Lembaga Survey Indikator Politik Indonesia, yang menempatkan Gubernur Banten periode 2025-2030 Andra Soni menduduki peringkat paling buncit atau urutan ke enam di Pulau Jawa Banten.
Garry menyampaikan bahwa survey yang dilakukan oleh pollster ini befungsi sebagai mekanisme umpan balik (feedback) non-elektoral.
“Artinya para komentator pembela Bang Andra, yg dalam survey ini paling rendah, jangan dilihat sebagai survey elektoral yang mengancam elektoral Pak Andra, karena ini memang bukan tentang pertarungan elektoral, itu sudah selesai,” ujar Garry saat diwawancarai, Minggu (1/6) 2025.
Ia selanjutnya memberikan perumpamaan, misalnya dengan berkomentar seperti “100 hari kerja nyata Andra Soni tidak diukur lewat angka, survei bisa dibentuk tapi realitas tidak bisa dimanipulasi”, baginya cara berpikir tersebut sama saja dengan meminimisasi makna survey opini publik.
“Gampangnya, (tim sukses) Andra Soni khawatir popularitas dan elektoralnya turun. bukan itu maksudnya, apalagi survey ini dilakukan oleh Pollster yang kita tahu kredibilitasnya tidak bisa kita ragukan sembarangan dan metode ilmiah yang digunakan dalam mengolah data survey sesuai dengan prinsip scientific,” tambahnya.
Garry juga menuturkan, survey ini harus dilihat sebagai umpan balik (feedback) buttom-up dari masyarakat Banten atas kebijakan responsif Andra Soni sebagai kepala daerah terhadap persepsi publik.
Persepsi publik tetap merupakan indikator awal penting dalam studi demokrasi lokal. Survey semacam ini memang bukan untuk menilai seluruh aspek kinerja pemerintahan, tetapi untuk mengukur sentimen awal masyarakat terhadap arah dan gaya kepemimpinan kepala daerah yang baru.
“Dalam konteks itu, survey Indikator Politik Indonesia tetap memiliki relevansi karena mencerminkan hubungan antara legitimasi elektoral dan performa awal dalam membangun kepercayaan publik,” kata Garry.
Memberikan informasi, ia berkata, kepada Andra Soni beserta pemerintahannya sebagai sarana untuk mengindentifikasi area kepuasan dan kebutuhan koreksi kebijakan.
“Sekaligus merumuskan kebijakan berbasis aspirasi masyarakat (evidence-based policy). Terakhir saya ingin menyampaikan bahwa peran Pollster dalam survey ini harus dijadikan mitra kritis dalam pembangunan yang demokratis dan partisipatif bagi aktor kebijakan,” pungkas Garry Vebrian.
Artikel Lain: Tingkatkan Jiwa Kepemimpinan STISNU Nusantara Gelar LDKM 2025