
Dela Dwi Safitri Mahasiswi Semester 2 Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhamadiyah Tangerang. | Foto: Istimewa.
Abstrak
Globalisasi tidak hanya membawa kemajuan dalam bidang teknologi dan ekonomi, tetapi juga membawa dampak besar dalam transformasi nilai-nilai sosial masyarakat. Salah satu yang terdampak adalah akhlak sosial yang semakin terpinggirkan oleh arus budaya luar, gaya hidup individualistik, serta pengaruh negatif media massa dan media sosial. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam pentingnya kesadaran akhlak sosial, tantangan-tantangan globalisasi yang memengaruhinya, serta strategi komprehensif untuk membangun dan memperkuat akhlak sosial dalam konteks kehidupan modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi pendidikan karakter, keteladanan, penguatan peran keluarga dan masyarakat, serta pemanfaatan media secara bijak dapat menjadi solusi dalam membangun kesadaran akhlak sosial.
Kata kunci: akhlak sosial, globalisasi, pendidikan karakter, media sosial, nilai-nilai keislaman
PENDAHULUAN
Perkembangan globalisasi telah membawa banyak perubahan dalam tatanan kehidupan manusia. Dunia yang semakin terbuka dan terhubung menjadikan pertukaran informasi, budaya, dan nilai-nilai menjadi tidak terbendung. Di satu sisi, globalisasi memberikan kemudahan dan percepatan akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, namun di sisi lain juga menghadirkan tantangan besar terhadap eksistensi nilai-nilai lokal, termasuk akhlak sosial. Akhlak sosial merujuk pada perilaku manusia dalam berinteraksi dengan sesama, yang didasarkan pada nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, empati, dan toleransi. Di tengah arus globalisasi, akhlak sosial kerap mengalami degradasi, yang terlihat dari meningkatnya kasus kekerasan, intoleransi, kurangnya kepedulian sosial, serta menurunnya etika berkomunikasi, baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka (library research). Data dikumpulkan melalui kajian terhadap buku-buku keislaman, jurnal ilmiah, artikel pendidikan, serta sumber-sumber lain yang relevan. Analisis dilakukan secara mendalam untuk menemukan keterkaitan antara teori akhlak, fenomena globalisasi, serta strategi implementasi nilai-nilai akhlak sosial dalam konteks kekinian.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak Sosial
Akhlak sosial adalah bagian dari akhlak secara umum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa dan akan melahirkan perbuatan secara spontan tanpa perlu dipikirkan terlebih dahulu. Dalam konteks sosial, akhlak mencakup sikap seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, tolong-menolong, menghormati orang lain, dan menjaga harmoni sosial.
2. Dampak Globalisasi terhadap Akhlak Sosial
Globalisasi telah memunculkan berbagai tantangan terhadap akhlak sosial, di antaranya:
- Perubahan sistem nilai yang cenderung individualistik dan materialistik
- Tergerusnya budaya lokal akibat dominasi budaya global
- Penyebaran konten negatif melalui media sosial
- Menurunnya peran keluarga dan masyarakat sebagai pendidik utama nilai moral
- Krisis identitas di kalangan generasi muda
- Erosi etika dan sopan santun: Menurunnya kesopanan tercermin dalam perilaku pengguna
- media sosial.
- Individualisme & penurunan empati: Globalisasi cenderung menumbuhkan sikap
- “self‑centered”, melemahkan rasa tanggung jawab sosial.
3. Strategi Peningkatan Kesadaran Akhlak Sosial
Pendidikan Karakter dan Moral Sejak Dini Berdasarkan pendapat Munawir dan rekan-rekan, pendidikan yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits dalam akidah dan akhlak memainkan peranan krusial sebagai dasar moral pada zaman globalisasi. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Elawati dan tim menekankan bahwa proses pembelajaran akhlak dapat menjaga integritas moral anak ketika mereka berhadapan dengan tantangan global. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama harus memperkuat komunikasi, memberikan keteladanan, serta membiasakan anak-anak untuk berperilaku sosial yang baik. Orang tua perlu memperhatikan aktivitas digital anak sebagai bagian dari pembentukan karakter.
4. Kajian Terbaru Tentang Akhlak Sosial dalam Jurnal Sinta mencakup beberapa Fokus Utama:
- Pentingnya pendidikan akhlak dalam kehidupan masyarakat islam untuk mengatasi krisismoral, menumbuhkan sikap toleransi, gotong royong, dan menjaga sinergi sosial berdasarkan ajaran Al- Qur’an dan Hadist.
- Pengaruh penerapan pendidikan multikultural pada mata pelajaran PPKN terhadap sikap sosial siswa yang berkaitan dengan pembentukan akhlak sosial di kalangan pelajar.
- Transformasi etos kerja dan pengentasan kemiskinan melalui pendidikan islam holistik yang juga menyentuh aspek sosial dan akhlak masyarakat.
- Upaya orang tua dalam menanggulangi pengaruh media sosial terhadap pembinaan akhlak remaja melalui pendekatan akhlakul karimah tanpa sanksi.
- Peran baznas dalam meningkatkan ekonomi UMKM yang berimplikasi pada penguatan akhlak sosial melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat.
5. Tingkat Strategi Utama
- Keluarga: Orang tua menjadi contoh perilaku yang baik, sekaligus membangun komunikasi yang transparan mengenai budaya setempat dan penggunaan media digital.
- Sekolah: Penggabungan pendidikan karakter dalam kurikulum, kegiatan keagamaan, serta pemahaman literasi digital.
- Komunitas & Media: Penguatan melalui kegiatan pengajian, pertemuan sosial, dan konten edukatif lokal di platform media sosial.
- Evaluasi & Pembaruan: Melakukan pemantauan secara teratur terhadap efek program pendidikan moral.
6. Contoh Kasus
- Menghargai Latar belakang sehingga terbentuknya komunitas mahasiswa kristen
Di suatu perguruan tinggi swasta di Indonesia, Kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang tidak hanya diisi oleh mahasiswanya yang mayoritas beragama Islam, tetapi juga terbuka bagi mahasiswa dengan beragam latar belakang agama, termasuk Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Institusi ini memiliki tujuan untuk menjadi universitas yang inklusif dan mengedepankan keberagaman dalam pendidikan yang multikultural serta siap menyambut semua kalangan.
Kesadaran akan pentingnya menciptakan harmoni sembari menjamin kebebasan beragama dan memfasilitasi pengembangan potensi mahasiswa menjadi fokus utama. Dengan memahami urgensi menjaga keharmonisan dan menjamin hak kebebasan beragama, rektorat mengambil beberapa langkah berikut:
Dialog Terbuka Antar Agama
Kampus mengadakan forum diskusi yang melibatkan perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kerahonian, dosen, dan biro kemahasiswaan. Dalam forum ini, dijelaskan bahwa kegiatan keagamaan tidak dimaksudkan untuk mendorong perubahan agama, tetapi sebagai medium untuk mendidik moral dan karakter mahasiswa.
Dari peristiwa ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dengan berbagai keyakinan merasa dihargai dan diberikan kesempatan untuk tumbuh secara spiritual dan intelektual, yang pada gilirannya mendorong peningkatan kualitas dialog antaragama serta mengurangi konflik sosial di kampus.
Dari situ, kita memahami bahwa penghargaan terhadap agama lain bukan hanya melalui toleransi yang bersifat pasif, tetapi juga melalui dukungan aktif terhadap pengembangan mahasiswa dari berbagai latar belakang agama. Pendidikan tinggi memegang peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan saling menghargai.
Komunikasi yang terbuka menjadi sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman terkait isu
keberagaman.
KESIMPULAN
Kesadaran akhlak sosial merupakan elemen fundamental dalam menjaga keseimbangan kehidupan bermasyarakat. Di tengah derasnya arus globalisasi, akhlak sosial menjadi benteng penting agar masyarakat tidak terjebak dalam krisis identitas dan moral.
Pendidikan karakter, keteladanan, peran aktif keluarga, dan pemanfaatan media sosial secara positif adalah kunci dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia. Sinergi antar berbagai elemen masyarakat sangat dibutuhkan agar nilai-nilai akhlak sosial tetap hidup dan berkembang di tengah perubahan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
- Al-Ghazali, Imam. (2005). Ihya Ulumuddin (Jilid III). Beirut: Dar Al-Kutub Al- ‘Ilmiyyah.
- Departemen Agama RI. (2003). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI.
- Hafidhuddin, Didin. (2002). Akhlak dalam Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani.
- Nasution, Harun. (1995). Akhlak Tasawuf. Jakarta: UI Press.
- Ahmad, Muslih. (2004). Akhlak Mulia dalam Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
- Tilaar, H.A.R. (2004). Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.
- Hery Susanto dkk.: strategi internalisasi nilai akhlak di sekolah.
- Munawir dkk.: pentingnya pendidikan akidah-akhlak di era globalisasi
- Elawati Dewi dkk.: peran pembelajaran akhlak dalam menanggulangi krisis moral.
- SINTA-Science and Technology Index (SINTA – Science and Technology Index)
- 100 judul jurnal Sinta 3 Pendidikan Agama Islam (https://ruangjurnal.com/100-judul-jurnal-sinta-3-pendidikan-agama-islam/)
- 12. Tadarus Tarbawy: Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan – SINTA (https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/10627)
- Jurnal Sinta 5 Agama- Al-Makki Publisher Solusi Publikasi Jurnal (Al-Makki Publisher – Solusi Publikasi Jurnal Ilmiah Terbaik.
- Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau-SINTA (SINTA – Science and Technology Index)
Editor: Topan Bagaskara