
BEM Nusantara Provinsi Banten Saat Ditemui Perwakilan Pemprov Banten di KP3B (Dok. Ist)
SERANG, PUSATBERITA — Hujan deras tak menyurutkan langkah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM NUS) Provinsi Banten untuk turun ke jalan. Bertempat di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), aksi ini digelar dalam rangka memperingati 25 tahun Provinsi Banten bukan dengan pesta, tapi dengan perlawanan. Pada Sabtu (04/09/2025)
Dalam aksi damai ini, mahasiswa menyuarakan berbagai persoalan yang dianggap luput dari perhatian pemerintah. Isu utama yang diangkat adalah pendidikan, yang menurut mereka masih jauh dari kata merata dan adil.
Qolby Yusuf, Koordinator BEM NUS Banten, menyebut bahwa program sekolah gratis di Banten belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat.
“Hasil kajian kami menunjukkan bahwa program sekolah gratis di Banten belum berjalan merata. Banyak sekolah swasta tingkat SLTA yang tidak tersentuh bantuan, sementara infrastruktur dan kesejahteraan guru juga masih jauh dari ideal,” ungkap Qolby.
Lebih lanjut, tak hanya soal pendidikan, mahasiswa juga menyoroti konflik agraria, ketimpangan layanan kesehatan, serta kerusakan lingkungan yang terus dibiarkan oleh pemerintah.
“Pemerintah harus hadir dan berpihak pada rakyat. Jangan biarkan kebijakan hanya menguntungkan segelintir elit,” tegas Qolby.
Ditempat yang sama, M. Nuril Huda, Sekretaris Daerah BEM NUS Banten, menambahkan bahwa gerakan ini bukan semata-mata aksi simbolik, tapi bentuk pengingat bahwa 25 tahun usia Banten seharusnya menjadi waktu untuk evaluasi, bukan euforia.
“Usia 25 tahun seharusnya menjadi momentum refleksi dan evaluasi. Kami menuntut pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukan hanya sibuk dengan seremonial,” ujarnya.
Sementara itu, di tengah guyuran hujan yang semakin deras, Nazario Delima Adventus, Presiden Mahasiswa UNIPI, menutup orasi dengan suara lantang yang menggugah semangat massa aksi.
“Di usia 25 tahun Provinsi Banten, Banten bukan hanya tentang gedung-gedung tinggi atau angka-angka pembangunan. Banten adalah tentang kami rakyatnya. Dan selama 25 tahun ini, kami ingin diyakini bahwa suara kami didengar, langkah kami dihargai, dan masa depan kami diperjuangkan. Di usia seperempat abad ini, mari kita pastikan bahwa Banten tetap berpijak pada suara rakyat. Karena hanya dengan begitu, keadilan dan kemajuan bisa benar-benar hidup di tanah ini.”
Dalam aksinya, BEM NUS Banten membawa enam poin tuntutan yang dibungkus dalam sebuah Pakta Integritas, sebagai bentuk komitmen bersama antara mahasiswa dan pemerintah daerah:
- Evaluasi total 25 tahun Provinsi Banten secara terbuka dan akuntabel.
- Pemberantasan korupsi serta audit proyek-proyek publik bermasalah.
- Perbaikan layanan dasar dan infrastruktur publik.
- Penegakan hukum atas persoalan lingkungan dan kelalaian pemerintah.
- Pemerataan dan inklusi pendidikan bagi seluruh masyarakat.
- Akses pendidikan berkualitas hingga ke pelosok tanpa diskriminasi.
Pakta integritas ini secara simbolis ditandatangani oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Banten dan mahasiswa BEM Nusantara, sebagai bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih transparan, inklusif, dan berpihak pada rakyat, turut hadir menemui massa aksi Ketua DPRD Banten, Sekda Banten serta Kapolda Banten.
Artikel Lain: Pelantikan SEMMI Cilegon Jadi Momentum Peran Mahasiswa Muslim Hadapi Tantangan Zaman