
Oleh Emrus Sihombing | Komunikolog Indonesia (Foto: Istimewa)
Dunia saat ini berada di “abad” komunikasi yang sangat cepat dengan teknologi komunikasi canggih. Karena itu, kita telah berada di era post-truth. Masa ini, fakta objektif punya pengaruh lebih kecil dari pada pesan emosi dan keyakinan pribadi membentuk opini publik. Kebenaran dan keadilan menjadi relatif atau hasil bentukan pertukaran pesan komunikasi. Tentu ini menjadi tantangan bagi pimpinan instansi pemerintah dan negara di negeri ini, termasuk bagi pimpinan Polri kita ke depan.
Di ruang publik, sejumlah nama perwira tinggi bintang tiga diwacana menjadi sosok Kapolri kita ke depan.
Pertanyaan kritikal, siapakah yang lebih mumpuni salah satu dari sejumlah bintang tiga tersebut menduduki jabatan Kapolri yang bisa mengelola perpolisian di negeri ini dengan profesional di tengah dinamika sosial politik kontemporer ke depan yang terus berubah?
Dalam rangka memosisikan salah satu dari para bintang tiga di Polri menjadi Kapolri, sebaiknya Presiden Prabowo Subianto perlu menelisik lebih seksama kepemimpinan komunikasi dari para bintang tiga yang menjadi kandidat Kapolri ke depan.
Menurut hemat saya, dari aspek kepemimpinan komunikasi, minimal ada 10 (sepuluh) aspek yang sangat perlu digunakan sebagai rujukan pertimbangan khusus bagi Presiden Prabowo Subianto menentukan Kapolri kita pasca kelak berakhirnya masa jabatan Listyo Sigit.
Pertama, sosok yang bersangkutan dapat diterima semua kalangan. Antara lain dari masyarakat sipil, partai politik, politisi, mahasiswa, organisasi buruh, diaspora Indonesia dan masyarakat luas. Menurut saya, setidaknya ada satu orang dari bintang tiga Polri memiliki ini.
Kedua, mempunyai kepemimpinan komunikasi yang humanis dan juga tetap tegas dalam penegakan hukum. Menurut saya, setidaknya ada satu orang dari bintang tiga Polri memiliki kepemimpinan komunikasi yang mumpuni.
Ketiga, mempunyai kedewasaan komunikasi yang sudah teruji di ruang publik. Pandangannya tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Menurut saya, setidaknya ada salah satu dari bintang tiga Polri memiliki kedewasaan komunikasi.
Keempat, memiliki kepemimpinan komunikasi yang mampu membangun kebersamaan antar instansi pemerintah/negara dan antar sesama anak bangsa dalam rangka penegakan hukum dan menjaga kenyamanan serta keamanan setiap WNI. Menurut saya, setidaknya ada salah satu dari bintang tiga Polri memiliki kepemimpinan komunikasi yang handal.
Kelima, tidak pernah bagian dari perseteruan konflik komunikasi politik antar elit politik dan antar partai politik. Menurut saya, setidaknya ada salah satu dari bintang tiga Polri yang tidak bagian konflik tersebut.
Keenam, ilmuan profesional bidang hukum. Setidaknya bergelar S3 hukum dari universitas kredibel di Indonesia. Hal ini penting agar konten yang disampaikan kredibel dari aspek hukum. Menurut saya, setidaknya ada satu orang dari bintang tiga Polri telah menempuh gelar doktor, bahkan bergelar profesor.
Ketujuh, pernah memimpin kepolisian daerah, yaitu Kapolda. Karena itu, ia sudah terbiasa berdialog dengan berbagai lapisan masyarakat. Menurut saya, setidaknya ada salah satu dari bintang tiga Polri pernah menjadi Kapolda.
Kedelapan, pernah menjadi salah satu pimpinan unit di Divisi Humas Mabes Polri. Dengan demikian, ia sudah terbiasa komunikasi internal untuk kerja tim dengan unit lain di Divisi Humas Mabes Polri. Menurut saya, ada salah satu dari bintang tiga Polri pernah berada di posisi tersebut.
Kesembilan, pernah dipercaya sebagai Kepala Divisi Humas Mabes Polri yang masa jabatannya tersebut mampu mengelola komunikasi publik Polri dengan proaktif, profesional dan sangat baik. Menurut saya, setidaknya ada satu orang dari bintang tiga Polri pernah menjabat Kepala Devisi Humas Mabes Polri.
Kesepuluh, gaya komunikasinya mampu mendapat simpati dan merangkul masyarakat luas. Menurut saya, setidaknya ada salah satu dari bintang tiga Polri yang memiliki gaya komunikasi tersebut.
Di bawah kepemimpinan komunikasi dari seorang Kopolri sebagaimana diuraikan di atas, maka kinerja lembaga kepolisian kita ke depan dapat menimbulkan citra positif dari publik kepada lembaga Polri kita. Citra sebagai dampak positif saja.
Editor: Topan Bagaskara