
Sejumlah seniman sedang menampilkan pertunjukan di Kuil Durga Ma, Kamis (16/10) 2025 (foto/istimewa).
TANGERANG, PUSATBERITA – Semanggi Center bersama Umah Budaya Kaujon menggelar residensi performance art lintas negara yang dinamakan Expedition Camp 2025 selama 10 hari sejak tanggal 14 s/d 22 Oktober 2025.
Kegiatan ini mempertemukan para performer art dengan latar belakang berbeda, mulai dari musik, tari, hingga seni visual. Konsepnya menggabungkan berbagai bentuk ekspresi seni dalam satu ruang interaksi terbuka.
Kurator Expedition Camp, Ferial Affif menjelaskan, bahwa setiap peserta diajak untuk merespons ruang, waktu, dan interaksi sesama seniman melalui aksi performatif spontan.
”Kegiatan ini menjadi ajang eksplorasi dan pembelajaran bersama antar performer,” ucap Ferial saat diwawancarai, Kamis (16/10) 2025.
Sebanyak 14 partisipan, Ferial berkata, dari berbagai negara ikut ambil bagian, di antaranya Indonesia, Jepang, Taiwan, Vietnam, dan India.

Pada konsepnya para seniman melakukan observasi ke lima situs ikonik dan bersejarah sebelum mereka menampilkan pertunjukan. Mulai dari Kelenteng Mpe Peh Cun, Kuil Durga Maa di Kota Tangerang, Benteng Speelwijk, Kerkhoff dan Vihara Avolokistevara berlokasi di Serang, Banten.
”Kami ingin para seniman merasakan langsung ruang dan atmosfernya, lalu meresponsnya lewat karya performatif,” ungkap Al sapaan akrab dari Ferial.
Kegiatan ini juga berpeluang bagi banyak seniman asal Banten. Menurut Ferial, seniman asal Banten memiliki peran penting dalam kegiatan ini karena mewakili identitas lokal yang kuat.
“Yang dari luar negeri kebanyakan satu orang per negara. Tapi yang penting justru para performer lokal dari Provinsi Banten,” tutur Ferial.
Ferial berkata, inti dari Expedition Camp adalah sharing session yang menjadi wadah berbagi pengetahuan antar seniman. Setiap peserta mendapat waktu satu jam untuk berbagi pengalaman dan keterampilan kepada partisipan lain.
“Total ada 14 sesi selama empat hari tiga malam. Harapannya, semua peserta bisa saling belajar dan memproduksi pengetahuan baru tentang seni pertunjukan di Asia,” kata Ferial.
Terakhir, Ferial mengatakan, bahwa pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan sejumlah tokoh seni seperti Putri, Rau-Rau, dan tim Semanggi Amazing Team. Adapun implementasi lapangan dikelola penuh oleh Semanggi Center.
“Implementasi di lapangan dipegang oleh Semanggi Center. Untuk mengundang seniman, kami berdiskusi bersama melalui jaringan seni yang tersebar di Asia,” tutup Ferial.
Setelah program Expedition Camp 2025 usai, panitia berencana membukukan hasil dokumentasi kegiatan ini. Tujuannya agar pengetahuan yang dihasilkan dapat disebarluaskan dan menjadi referensi seni pertunjukan di Asia.
Ini menjadi momentum bagi para seniman dalam memperkaya wawasan antar lintas budaya, memperkuat jejaring performer Asia, dan menjadi ruang pembelajaran bagi seniman muda di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.